Pemuda mancanegara belajar adat kebiasaan Indonesia lewat program BSBI

by -659 views
pemuda-mancanegara-belajar-adat-kebiasaan-indonesia-lewat-program-bsbi

Banyuwangi (ANTARA) – Para pemuda dari berbagai negara berkesempatan mempelajari adat istiadat, budaya, dan kebiasaan bangsa Indonesia melalui program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI).

Tahun ini, program yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI itu memfasilitasi 45 orang pemuda mancanegara untuk mempelajari seni dan budaya Indonesia di lima daerah berbeda, yaitu di Padang, Kutai Kartanegara, DKI Jakarta, Bali, dan Banyuwangi.

Rafael Jose Manulid, seorang peserta BSBI dari Filipina, mengatakan bahwa selama berada di Banyuwangi untuk mengikuti program BSBI sejak 1 Juni 2023, dia banyak mempelajari kebiasaan dan budaya Indonesia dari rutinitas harian dan interaksi dengan warga setempat.

“Kami mempelajari kebiasaan orang Indonesia, misalnya, bagaimana mereka selalu menghormati orang yang lebih tua, makan dengan tangan kanan, dan lain sebagainya,” kata Rafael kepada ANTARA di Banyuwangi, Jumat.

Menurut dia, pengalaman yang dia peroleh selama tinggal di Banyuwangi memberi perspektif baru tentang Indonesia yang telah dikenal kaya akan budaya.

“Indonesia begitu luas, bahkan memiliki tiga zona waktu berbeda. Jadi apa yang saya pelajari dari pengalaman selama di Banyuwangi adalah ada jauh lebih banyak hal tentang Indonesia daripada yang Anda ketahui, Anda harus benar-benar pergi ke Indonesia untuk mengalaminya sendiri dan sepenuhnya menghargai betapa kaya budayanya,” kata Rafael.

Meskipun mengaku pada awalnya tidak memiliki ekspektasi apa pun mengenai BSBI, dia menyebut program tersebut telah “membukakan mata” mengenai banyak hal hebat tentang Indonesia, terutama bagi generasi muda dari negara-negara sahabat.

“Jujur, program ini melampaui ekspektasi saya. Saya sangat bangga bisa berada di sini dengan teman-teman dari banyak negara dan mempelajari banyak hal, seperti berlatih menari dan bermain musik dengan sangat baik hanya dalam waktu kurang dari sebulan, serta beradaptasi dengan baik dengan budaya Indonesia khususnya Banyuwangi,” tutur pemuda yang adalah seorang musisi profesional di Filipina itu.

Dari program tersebut, dia berkeinginan menggunakan teori musik yang dipelajarinya dari memainkan gamelan Jawa untuk dipraktikkan dalam karya musik berikut miliknya.

“Saya berharap bisa menggunakan teori musik yang saya pelajari dari gamelan untuk dipraktikkan di lagu-lagu saya berikutnya, dan mungkin saya ingin bisa kembali suatu saat lagi untuk menampilkannya di Indonesia,” tutur Rafael.

Para pemuda dari berbagai negara yang mengikuti program BSBI berlatih tari dan musik di Sanggar Langlang Buana, Banyuwangi, pada Kamis (27/7/2023). (ANTARA/Yashinta Difa)

Sementara peserta dari Australia, Yasmin Bidadari Middleton, mengaku telah memiliki ketertarikan yang besar terhadap Indonesia sebelum mendaftarkan diri untuk mengikuti program BSBI, selain juga kecintaannya pada seni tari.

“Mungkin sekitar setahun yang lalu saya memutuskan ingin mulai mempelajari tari tradisional Indonesia. Saya pikir satu hal yang indah tentang banyak tarian Indonesia adalah koreografinya yang selalu berasal dari alur cerita yang istimewa, yang menceritakan tentang antara lain, ritual budaya atau sejarah lokal setempat,” kata dia.

Ketika membawakan tari Indonesia, ujar Yasmin, dia merasa harus benar-benar menampilkan budaya yang mengiringi tari tersebut dengan sebaik-baiknya.

“Itu lah mengapa saya sangat bersemangat, karena semua orang yang menari tradisional sebelum saya sudah memasukkan sebagian dari diri mereka ke dalam tari tersebut. Jadi ketika Anda menari, Anda harus menyampaikan (budaya) itu juga,” tutur perempuan yang memiliki latar belakang profesional di bidang sumber daya manusia itu.

Selama berlatih di Sanggar Langlang Buana, sembilan peserta BSBI telah menguasai dua tari asli Banyuwangi, yaitu Paju Gandrung dan Seblang Bakungan serta mampu memainkan satu lagu dengan alunan musik gamelan.

Selain Filipina dan Australia, para peserta juga berasal dari India, Kazakhstan, Rusia, Timor Leste, dan Indonesia.

BSBI dicetuskan pada 2003 dan diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI sebagai komitmen Indonesia dalam forum South West Pacific Dialogue (SWPD).

Saat itu, BSBI diberikan kepada 12 peserta dari enam negara anggota SWPD, yaitu Australia, Fiji, Papua Nugini, Timor Leste, Filipina, dan Indonesia sendiri.

Sampai pada 2022, BSBI telah diikuti oleh 1.024 peserta dari 83 negara.

Tahun ini, BSBI diikuti oleh 45 peserta dari 34 negara, BSBI diselenggarakan dengan tema “Indonesia, Home of Diversity”, yang bertujuan untuk memberikan gambaran Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya daerah.

Baca juga: Pemuda dari negara-negara sahabat belajar tari Banyuwangi

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2023

DSC_0067
webmaster

Santri Nderek Kyai Mawon. Urip mung numpang sujud sing apik. Gak usah ngatur Tuhan, yang penting selaluu optimis dan penuh harapan.

Tentang Penulis : webmaster

Gravatar Image
Santri Nderek Kyai Mawon. Urip mung numpang sujud sing apik. Gak usah ngatur Tuhan, yang penting selaluu optimis dan penuh harapan.