Seoul (ANTARA) – Korea Selatan dan Amerika Serikat dijadwalkan akan memulai latihan militer gabungan besar pekan ini, saat kedua sekutu berusaha meningkatkan kesiapan bersama melawan ancaman militer yang terus berkembang dari Korea Utara.
Latihan tahunan Ulchi Freedom Shield (UFS), yang didasarkan pada skenario perang skala penuh, dijadwalkan akan berlangsung dari Senin hingga 31 Agustus, menampilkan berbagai latihan kontingensi, seperti latihan pos komando berbasis simulasi komputer, latihan lapangan secara bersamaan, dan latihan pertahanan sipil Ulchi.
Sekitar 30 jenis latihan lapangan sekutu dijadwalkan akan berlangsung selama periode latihan tersebut, dibandingkan dengan 25 jenis latihan Freedom Shield musim semi tahun ini dan 13 latihan UFS tahun lalu, menurut pejabat Kepala Staf Gabungan (JCS).
UFS tahun ini melibatkan skenario pelatihan pasukan yang dipersiapkan untuk masa perang serta untuk merespons informasi palsu yang mungkin disebarkan oleh Pyongyang selama masa perang atau kontingensi.
Selain personel Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan Marinir kedua negara sekutu itu, pasukan antariksa AS juga akan ambil bagian dalam latihan itu, menurut Pasukan AS Korea (U.S. Forces Korea/USFK).
Militer AS meluncurkan Pasukan Antariksa AS-Korea, sebuah komponen USFK, pada Desember tahun lalu.
Selain peserta dari Korsel dan AS, personel dari sembilan negara anggota Komando PBB (UNC) juga akan bergabung dalam latihan tersebut.
Negara-negara itu adalah Australia, Kanada, Prancis, Inggris, Yunani, Italia, Selandia Baru, Filipina dan Thailand, menurut USFK.
UNC merupakan pelaksana utama gencatan senjata yang menghentikan pertempuran dalam Perang Korea pada 1950-53.
Komisi Pengawasan Bangsa-bangsa Netral (NNSC), pengamat gencatan senjata, juga akan hadir dalam latihan tersebut. Komisi tersebut memiliki perwakilan dari Swedia dan Swiss.
Sementara itu, militer Korsel memperkuat postur kesiapannya terhadap kemungkinan aktivitas militer oleh Pyongyang selama periode latihan tersebut, seperti peluncuran rudal balistik.
Korut telah lama menuding latihan militer kedua negara sekutu sebagai latihan untuk invasi melawan mereka, dan pemimpin Korut Kim Jong-un baru-baru ini menyerukan “dorongan drastis” dalam kemampuan produksi rudal negara itu dan untuk persiapan kontingensi perang dengan cara yang “ofensif.”
Badan mata-mata Seoul dalam pengarahan tertutup pada Kamis mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Korut tengah mempersiapkan berbagai provokasi terhadap latihan gabungan itu, seperti peluncuran rudal balistik antarbenua.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Korsel, AS, Jepang latihan militer antisipasi ancaman rudal Korut
Baca juga: Kapal induk AS masuki pelabuhan Korsel sikapi uji rudal Korut
Baca juga: Korut kecam latihan militer gabungan AS-Korsel, ancam akan balas
Penerjemah: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2023