JAKARTA, (ERAKINI) – Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut, ekonomi Indonesia mengalami kenaikan ke peringkat dunia selama dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni masa pemerintahan 2014-2019 dan 2019-2024.
“Dengan mengolah data dari World Bank, LSI Denny JA menyimpulkan bahwa selama 10 Tahun Jokowi (2014-2024), ekonomi Indonesia tidak hanya tumbuh, tetapi juga naik peringkat dunia,” tulis keterangan LSI Denny JA yang viral di WA Grup wartawan, Senin (7/10/2024).
Denny merinci, pada 2014, Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$ 890,81 miliar. Dengan pencapaian ini, lanjut Denny JA, Indonesia meraih peringkat 18 ekonomi terbesar di dunia.
Bahkan, pada tahun 2023 (data tahun 2024 belum tersedia), PDB Indonesia meningkat menjadi US$ 1,37 triliun. Sehingga menjadikan Indonesia naik peringkat sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia.
“Selama 10 tahun Jokowi, peringkat PDB Indonesia di dunia naik dari nomor 18 menjadi nomor 16,” tuturnya.
Menurut Denny JA, pertumbuhan ini signifikan, baik dalam hal nilai PDB maupun peringkat global.
Lebih lanjut, menurut Denny JA, evaluasi publik terhadap kinerja seorang presiden setelah masa jabatannya berakhir penting dilakukan untuk menilai apakah pemerintahannya berhasil atau tidak.
Tak hanya itu, LSI Denny JA telah mengembangkan metode penilaian kinerja presiden yang sudah selesai masa jabatannya dengan menggunakan tujuh indeks global, yang bersumber dari lembaga-lembaga internasional terkemuka seperti World Bank, Transparency International, The Heritage Foundation, hingga SDSN di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Presiden Indonesia yang akan datang juga akan dinilai menggunakan ketujuh indeks ini. Indeks dan indikator tersebut mencakup berbagai aspek, termasuk ekonomi, politik, hukum, dan sosial, sehingga memberikan gambaran yang komprehensif tentang kinerja pemerintahan,” bebernya.
Dengan membandingkan data dari tahun pertama hingga tahun terakhir pemerintahan Jokowi (2014 VS 2024, atau 2023 jika data 2024 belum tersedia), Jokowi meraih 3 rapor biru, 3 rapor netral, dan 1 rapor merah.
“Secara keseluruhan, dalam 10 tahun pemerintahannya, Jokowi lebih banyak meraih rapor biru dibanding rapor merah. Kali ini, LSI Denny JA akan memfokuskan penilaian khusus pada PDB,” katanya.