Kisah Siti Aminah Mengandung Nabi Muhammad di Bulan Rajab

by -50 views
kisah-siti-aminah-mengandung-nabi-muhammad-di-bulan-rajab
Kisah Siti Aminah Mengandung Nabi Muhammad di Bulan Rajab

Nabi Muhammad SAW, sebagai kekasih Allah dan utusan-Nya, diutus ke bumi dalam keadaan suci dan tanpa cela sedikitpun. Kesempurnaan beliau sebagai manusia dan pemegang mukjizat agung merupakan keutamaan yang membanggakan umat Islam. Salah satu momen penuh berkah dalam kehidupan Nabi adalah saat beliau mulai dikandung oleh ibunya, Siti Aminah, yang terjadi di bulan Rajab.

Dilansir dari NU Online, dalam kitab Al-Anwârul Muḥammadīyah karya Syekh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani, diceritakan bahwa pada malam Jumat di bulan Rajab, ketika Nabi Muhammad mulai dititipkan dalam rahim Siti Aminah, Allah SWT memerintahkan Malaikat Ridwan untuk membuka pintu Surga Firdaus sebagai bentuk penghormatan. Pada malam itu, terdengar suara malaikat di langit dan bumi yang mengumandangkan, “Perhatian, sesungguhnya cahaya suci yang sejatinya adalah Nabi Muhammad, pada malam ini sudah berada dalam rahim Aminah. Muhammad adalah sosok yang mempunyai akhlak mulia yang sempurna dan diutus sebagai pembawa kabar gembira sekaligus peringatan.”

Pernyataan ini menunjukkan betapa istimewanya kelahiran Nabi Muhammad, yang telah dinantikan jauh sebelum beliau lahir ke dunia. Beberapa ulama berbeda pendapat mengenai kapan tepatnya Nabi mulai dikandung, namun jika merujuk pada pendapat bahwa Nabi lahir pada bulan Rabi’ul Awwal, maka masa kehamilan Siti Aminah diperkirakan dimulai pada bulan Rajab, dengan durasi sembilan bulan.

Syekh Az-Zurqani, dalam Syarah Mawâhibul Laddûniyah, mendukung pendapat ini sebagai sahih. Dalam riwayat dari Ibnu Ishaq, Siti Aminah juga menceritakan pengalamannya saat mengandung Nabi Muhammad. Suatu ketika, dirinya mendengar suara tanpa rupa yang berkata, “Sungguh engkau sedang mengandung seorang pemimpin umat.” Aminah pun menjawab bahwa dirinya tidak merasakan tanda-tanda kehamilan biasa, seperti tidak datang bulan, dan merasa ringan seperti wanita yang tidak hamil.

Pernikahan Abdullah dan Siti Aminah

Pernikahan antara Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Nabi Muhammad, dan Siti Aminah terjadi melalui peristiwa yang penuh berkah. Ibnu Katsir dalam Al-Bidâyah wan Nihâyah menyebutkan bahwa suatu hari, Abdul Muthalib dan Abdullah pergi menemui Wahab bin Abdu Manaf, ayah dari Siti Aminah. Di perjalanan, mereka bertemu dengan seorang wanita bijaksana bernama Ummu Qannal (atau Qutailah), yang dapat membaca kitab suci dan mengetahui bahwa Abdullah memiliki cahaya kenabian (nur nubuwah).

Ummu Qannal menawarkan Abdullah untuk tidur bersamanya dengan janji hadiah seratus ekor unta, namun Abdullah dengan tegas menolak ajakan tersebut, menyadari bahwa perbuatan tersebut tidaklah terhormat. Setelah itu, Abdullah melanjutkan perjalanan bersama ayahnya dan akhirnya menikahi Siti Aminah, seorang wanita terhormat di kaumnya. Nur nubuwah yang dimiliki Abdullah pun beralih kepada Aminah, dan kemudian lahirlah Nabi Muhammad SAW sebagai penerus cahaya kenabian tersebut.

Kisah pernikahan Abdullah dan Aminah, serta awal mula kehamilan Siti Aminah, mengisahkan bahwa sejak awal kehidupan Nabi Muhammad sudah penuh berkah dan kehormatan, yang kemudian menjadi pembawa rahmat bagi seluruh umat manusia.

DSC_0067
webmaster

Santri Nderek Kyai Mawon. Urip mung numpang sujud sing apik. Gak usah ngatur Tuhan, yang penting selaluu optimis dan penuh harapan.

Tentang Penulis : webmaster

Gravatar Image
Santri Nderek Kyai Mawon. Urip mung numpang sujud sing apik. Gak usah ngatur Tuhan, yang penting selaluu optimis dan penuh harapan.