Banjir Kondangan di Bulan Syawal, Mana yang Harus Diprioritaskan?

by -15 views
banjir-kondangan-di-bulan-syawal,-mana-yang-harus-diprioritaskan?
Banjir Kondangan di Bulan Syawal, Mana yang Harus Diprioritaskan?

Arina.id – Bulan Syawal menjadi salah satu waktu favorit untuk melangsungkan pernikahan. Selain karena sunah Nabi Muhammad SAW yang menikahi Sayyidah Aisyah di bulan Syawal, suasana selepas Idul Fitri juga dinilai lebih kondusif. Libur masih panjang, hati sedang gembira, dan momen silaturahmi masih terasa hangat. Namun, ketika undangan walimah atau kondangan datang bertubi-tubi, pertanyaan pun muncul: mana yang sebaiknya kita prioritaskan?

Hukum Menghadiri Walimah Nikah

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda:

اذا نودى أحدكم إلى وليمة فليأ تها

Artinya: “Bila salah seseorang di antaramu diundang menghadiri walimah nikah, hendaklah mendatanginya.”

Dari hadits ini, para ulama kemudian menegaskan kewajiban menghadiri undangan walimah nikah. Di antaranya dijelaskan dalam kitab Fathul Qarib:

والإجابة إليها] أي وليمة العرس [واجبة] أي فرض عين في الأصح. ولا يجب الأكل منها في الأصح] 

Artinya: “Menghadiri undangan jamuan makan walimah nikah hukumnya wajib, dalam arti fardlu ‘ain menurut pendapat yang lebih sahih. (Meskipun) tidak wajib memakannya menurut pendapat yang lebih sahih.”

Dengan syarat dalam acara walimah nikah tersebut tidak ada unsur menspesialisasikan orang kaya atau tidak ada unsur kemaksiatan di dalamnya. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka dengan sendirinya hukum wajib menghadiri akad nikah menjadi hilang.

Dalam lanjutan keterangan pada kitab Fathul Qarib disebutkan:

وإنما تجب الدعوة لوليمة العرس أو تسن لغيرها بشرط أن لا يخص الداعي الأغنياء بالدعوة، بل يدعوهم والفقراء

Artinya: “Bahwasanya kewajiban menghadiri undangan walimah nikah, atau kesunahan menghadiri jamuan makan lainnya, ialah dengan syarat sang pengundang tidak menspesialkan orang kaya dalam undangan, tetapi mengundang juga orang-orang fakir.”

Dua atau Lebih Undangan Pada Waktu Bersamaan

Jika terdapat dua atau lebih undangan walimah nikah dalam waktu yang bersamaan, menurut keterangan kitab Fathul Mu’in, yang menjadi prioritas ialah kedekatan kekerabatan, kedekatan tempat tinggal, dan jika setara, maka lakukan saja pengundian:

. ولو دعاه اثنان أجاب أسبقهما دعوة. فإن دعواه معا أجاب الأقرب رحما فدارا ثم بالقرعة 

Artinya: “Jika ada dua undangan, maka ia harus memenuhi lebih dahulu undangan yang datang duluan. Jika keduanya datang berbarengan, maka ia mesti memenuhi undangan dari orang yang lebih dekat hubungan kekerabatan dengannya. Kemudian yang lebih dekat rumahnya dan kemudian bisa dengan jalan mengundi.”

Dengan demikian secara sistematis bisa kita simpulkan bahwa urutan prioritas menghadiri undangan walimah nikah jika terjadi bentrok ialah:

1. Prioritaskan Undangan dari Kerabat Terdekat

Keluarga adalah prioritas utama. Jika saudara kandung, sepupu, atau keluarga besar mengadakan hajatan, maka usahakan hadir meskipun jaraknya jauh atau waktunya berbenturan dengan undangan lain. Ini juga bentuk penghormatan dan menjaga tali silaturahmi keluarga.

2. Lokasi Acara

Ketika dua atau lebih undangan berada di hari yang sama, dan semisal dua-duanya adalah sama-sama kerabat atau dua-duanya sama-sama bukan kerabat, maka prioritaskan yang lokasinya lebih dekat dengan rumah kita (tetangga).

3. Pertimbangan Lain

Ada beberapa pertimbangan lain yang bisa merubah prioritas seperti peran kita dalam sebuah acara walimah. Misalkan kita diminta untuk menjadi MC, saksi nikah, pagar ayu dan pagar bagus atau lainnya. Perhatikan juga kondisi pribadi dan kemampuan kita, jangan sampai kita memaksakan di luar kemampuan kita dengan tetap menjaga etika sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Jika terpaksa absen dari sebuah undangan walimah, penting juga untuk menyampaikan permohonan maaf dan ucapan selamat secara langsung atau melalui hadiah kecil. Ini menunjukkan bahwa meskipun kita tidak bisa hadir, tetapi kita tetap peduli dengan undangan tersebut.

Banjir undangan di bulan Syawal adalah fenomena tahunan yang menggembirakan, sekaligus bisa jadi dilema. Kuncinya adalah bijak memilih, menjaga adab, dan tetap menjalin silaturahmi meski tak selalu bisa datang secara fisik. Karena pada akhirnya, kehadiran itu bukan sekadar fisik, namun juga niat dan perhatian. Wallahu a’lam bish shawab. 

DSC_0067
webmaster

Santri Nderek Kyai Mawon. Urip mung numpang sujud sing apik. Gak usah ngatur Tuhan, yang penting selaluu optimis dan penuh harapan.

Tentang Penulis : webmaster

Gravatar Image
Santri Nderek Kyai Mawon. Urip mung numpang sujud sing apik. Gak usah ngatur Tuhan, yang penting selaluu optimis dan penuh harapan.