Masa pendaftaran bakal pasangan calon kepala daerah dalam Pilkada Serentak pada 27-29 Agustus 2024 menjadi momentum politik yang penuh kejutan, dinamika, dan drama.
Putusan Mahkmah Konstitusi yang menurunkan persyaratan ambang batas (threshold) pencalonan oleh partai politik merombak secara ekstrem konfigurasi politik di tingkat lokal maupun nasional. Karena putusan yang dibacakan tujuh hari sebelum pendaftaran dibuka itu, aturan main berubah, dan tatanan politik yang telah dirancang jauh-jauh hari mesti dibongkar untuk disusun ulang.
Partai politik yang semula, berdasarkan aturan lama, tak memenuhi persyaratan untuk mengusung pasangan calon akhirnya memutuskan mengajukan sendiri kandidat jagoannya tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain. Ada koalisi gemuk atau gabungan banyak partai politik yang semula mengusung pasangan calon tetapi kemudian protol satu per satu untuk mengajukan calon sendiri.
Tidak sedikit juga terjadi drama ketika bakal pasangan calon yang sudah siap didaftarkan ternyata mengundurkan diri dan urung berlaga di Pilkada Serentak. Terjadi pula peristiwa saat bakal pasangan calon mendaftar pada menit-menit terakhir menjelang pendaftaran ditutup, pada Kamis tengah malam, 29 Agustus, lalu ditolak oleh KPU karena ditemukan dukungan ganda dari partai politik pengusung.
Namun demikian, dinamika yang paling disorot dan membetot perhatian publik nasional ialah momen pendaftaran bakal pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur di lima provinsi di pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Di Jakarta, sang petahana Anies Baswedan gagal maju gara-gara tak ada satu pun partai politik parlemen yang bersedia mengusungnya. Figur paling diunggulkan di Banten, Airin Rachmi Diany, sempat tak didukung oleh partai induk semangnya, Partai Golkar, lantas diterima PDIP, tetapi sehari kemudian partai induk semangnya balik badan untuk memberinya rekomendasi mendaftar ke KPU.
Anies Baswedan, sang mantan gubernur DKI Jakarta, pada hari terakhir pendaftaran, sempat dinominasikan oleh PDIP untuk diajukan berkontestasi di Pilkada Jawa Barat. Tetapi pada dua jam sebelum pendaftaran ditutup, Anies memutuskan batal mendaftar. Ada empat pasang calon yang mendaftar untuk Pilkada Jawa Barat: tiga di antaranya figur-figur yang cukup populer, tetapi PDIP mengajukan figur pasangan calon yang sebelumnya tak pernah masuk radar survei tokoh-tokoh potensial.
Jawa Tengah menjadi arena pertarungan dua jenderal: satu purnawirawan jenderal TNI sekaligus mantan panglima TNI, kandidat lainnya perwira tinggi aktif Polri dengan pangkat komisaris jenderal.
Provinsi di ujung timur, Jawa Timur, diramalkan bakal seru dan menarik karena menjadi gelanggang pertempuran sengit tiga perempuan. Seorang di antaranya ialah petahana yang begitu populer. Kandidat lainnya perempuan bekas wali kota yang menjabat Menteri Sosial. Yang terakhir, politikus vokal di parlemen yang getol memperjuangkan hak-hak perempuan.
Siapa saja mereka? Simak ulasan profil dan kekuatan partai pengusungnya berikut ini.
DKI Jakarta
Pramono Anung dan Rano Karno
Pramono Anung dan Rano Karno merupakan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur pertama yang mendaftar ke KPU DKI Jakarta. Keduanya diusung oleh gabungan dua partai politik, yakni PDIP dan Partai Hanura.
Pramono merupakan politikus senior PDIP yang pernah menjabat sekretaris jenderal partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu pada 2005. Dia menjabat anggota DPR RI selama tiga periode:1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014. Pada periode yang terakhir, dia menjabat wakil ketua DPR mewakili PDIP.
Pada Pemilu 2014, Pramono sebenarnya kembali terpilih sebagai anggota DPR namun hanya kurang dari setahun. Pria yang dikenal sebagai pelobi ulung itu menyandang jabatan sebagai Sekretaris Kabinet pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada tahun 2015. Dia kembali menduduki jabatan tersebut dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019-2024.
Pasangan Pramono, Rano Karno, merupakan populer karena dikenal melalui perannya sebagai Si Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Pada 2008, dia terpilih menjadi wakil bupati Tangerang mendampingi Ismet Iskandar. Namun, belum selesai masa bakti, dia mengundurkan diri dari jabatannya karena terpilih sebagai wakil gubernur Banten berpasangan dengan Ratu Atut Chosiyah untuk periode 2012-2017.
Pada tahun 2013, setelah Ratu Atut tersandung kasus korupsi dan diberhentikan dari jabatan gubernur, Rano Karno dilantik untuk menggantikan sebagai gubernur. Setelah masa jabatannya habis, pada 2017, Rano maju sebagai calon gubernur Banten bersama Embay Mulya Syarief. Namun, dia dan Embay dikalahkan pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.
Rano kemudian kembali menjajal dunia legislatif dari Daerah Pemilihan Banten pada Pemilu 2019 dan berhasil melenggang ke Senayan. Pada 28 Agustus, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan Rano mendampingi Pramono maju dalam Pilkada DKI.
Ridwan Kamil-Suswono
Pasangan calon kedua yang mendaftar ialah Ridwan Kamil dan Suswono, diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus—terdiri dari Partai Gerindra, PKS, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Demokrat, PSI, PKB, Partai Gelora, PBB, Partai Perindo, PPP, PKN, dan Partai Garuda.
Ridwan Kamil sebenarnya seorang profesional yang dikenal sebagai arsitek. Pada 2013, dia menjajal peruntungan di dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai wali kota Bandung. Ridwan Kamil terpilih dan pamornya kian populer selama menjabat wali kota.
Pada Pilkada tahun 2018, Ridwan Kamil menggandeng Uu Ruzhanul Ulum sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat. Mereka terpilih dan popularitas Ridwan Kamil kian melambung hingga dalam banyak kesempatan dinominasikan untuk diajukan di Pilkada Jakarta.
Pada Pilkada Serentak 2024, elektabilitas Ridwan Kamil di Jawa Barat paling tinggi menurut berbagai lembaga survei. Dia masih memiliki satu kesempatan untuk kembali maju di Pilkada Jawa Barat dan berpeluang besar. Namun, dia akhirnya memutuskan hijrah ke Jakarta dan berpasangan dengan Suswono.
Suswono merupakan satu di antara tokoh yang ikut mendirikan Partai Keadilan atau PK yang menjadi cikal bakal PKS. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS periode 2020-2025.
Pada 2004 hingga 2009, Suswono kemudian menjadi anggota DPR RI. Suswono lalu terpilih menjadi wakil ketua Komisi IV dari Fraksi PKS yang membidangi urusan pangan, pertanian, kehutanan, perikanan, dan kelautan pada tahun 2005.
Pada 2009, ia dipercaya menjadi menteri pertanian membantu pemerintahan pada era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia menduduki posisi itu selama lima tahun di Kabinet Bersatu II 2009-2014.
Partai yang menaungi Suswono, PKS, semula mendeklarasikan Anies Baswedan-Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta. Namun, PKS kemudian meninggalkan Anies untuk pindah haluan bergabung dengan KIM Plus dan mengajukan Suswono untuk dipasangkan dengan Ridwan Kamil.
Dharma Pongrekun dan Kun Wardana
Pasangan terakhir ialah kandidat yang mendaftar melalui jalur perseorangan alias independen, yakni Dharma Pongrekun dan Kun Wardana. Mereka sempat dituding mencatut Nomor Induk Kependudukan (NIK) Kartu Tanda Penduduk (KTP) sejumlah warga Jakarta agar dapat mendaftar Pemilihan Gubernur Jakarta jalur independen.
Kendati demikian, KPU Jakarta telah menyatakan bahwa pasangan Dharma-Kun lolos verifikasi faktual pada Kamis, 15 Agustus 2024. Pasangan calon gubernur ini pun dapat mendaftarkan pencalonannya untuk maju di pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024.
Dharma Pongrekun ialah seorang purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir komisaris jenderal. Jabatan terakhirnya adalah sebagai wakil kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada 2019. Dia juga pernah menjabat direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri pada 2016.
Raden Kun Wardana Abyoto atau yang lebih dikenal sebagai Kun Wardana adalah seorang akademisi dan politikus. Dia merupakan dosen di Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
Bertahun-tahun bergelut sebagai akademisi, Kun lalu memutuskan untuk terjun dan menjajal dunia politik. Dia pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal Partai Demokrasi Kebangsaan periode 2010-2015. Saat itu Kun menggantikan posisi yang ditinggalkan Rapiuddin Hamarung. Kun lantas pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN). Pada Pemilu 2019, dia maju sebagai calon anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari PAN tapi gagal terpilih.
Banten
Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi
Airin Rachmi Diany, perempuan kelahiran Banjar, Jawa Barat, 28 Agustus 1976 itu, menjabat sebagai wali kota Tangerang Selatan selama dua periode, yakni sejak 20 April 2011 hingga 20 April 2021. Airin dinilai mumpuni melakoni tugas sebagai wali kota karena sejumlah capaian prestasi semasa dirinya menjabat.
Istri Tubagus Chaeri Wardana, tokoh Banten yang merupakan adik mantan gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, itu menjabat Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar. Pada Pemilu 2024, Airin maju sebagai calon anggota badan legislatif DPR RI untuk daerah pemilihan Banten III. Hasilnya, dia mendapat 302.878 suara dan merupakan yang tertinggi di daerah pemilihan tersebut.
Pasangan Airin, Ade Sumardi, adalah seorang wirausahawan dan politikus. Ade pernah menjadi wakil bupati Lebak selama dua periode berturut-turut: 2014–2019 dan 2019–2024. Ade sudah menjadi legislator di DPRD Kabupaten Lebak sejak 1999 dan pernah menjabat ketua pada 2009 sampai 2013. Sejak 2019 hingga kini, ia merupakan Ketua PDIP Provinsi Banten. Ade juga merupakan aktivis Gerakan Pramuka di Kabupaten Lebak dan menjadi Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Cabang Lebak.
Andra Soni dan Dimyati Natakusumah
Partai Golkar memutuskan untuk mengusung Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Banten sekaligus memastikan batalnya dukungan terhadap Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
Andra Soni, yang mengaku lahir di keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi, merintis karier sebagai pengusaha. Setelah merasa kondisi ekonominya stabil, Andra memutuskan untuk terjun ke dunia politik pada Pemilu 2014 sebagai calon anggota legislatif dari Partai Gerindra. Dalam pemilu tersebut, Andra berhasil terpilih sebagai wakil rakyat. Partai Gerindra kemudian menunjuknya sebagai Sekretaris Gerindra Banten mendampingi Desmond J Mahesa.
Andra kembali mencalonkan diri dalam Pemilu 2019 melalui partai yang sama. Setelah dinyatakan lolos, Partai Gerindra merekomendasikan Andra untuk menjadi Ketua DPRD Provinsi Banten. Dia pun dilantik pada 16 September 2019.
Achmad Dimyati Natakusumah juga mengawali kariernya sebagai pengusaha. Lulusan Akademi WAIC Perth, Australia, itu melakoni dunia politik dengan mula-mula bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Puncaknya, ia menjadi sekretaris jenderal PPP. Dia juga pada tahun 2000 menjadi bupati Kabupaten Pandeglang, Banten. Setelah itu, Dimyati menjadi anggota DPR RI dan menjadi pimpinan Badan Legislasi DPR RI. Pada pemilu berikutnya, dia terpilih kembali menjadi anggota DPR periode 2014-2019.
Jawa Barat
Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan
Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan menjadi pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur pertama yang mendaftar ke KPU Jawa Barat. Keduanya diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ditambah 9 partai nonparlemen, antara lain PBB, Partai Gelora, Partai Garuda, Prima, Partai Ummat, Perindo, PKN, Hanura, dan Partai Buruh.
Dedi Mulyadi sejak muda adalah aktivis politik. Dia mula-mula masuk ke dunia politik praktis dengan menjadi Anggota DPRD Purwakarta dari Partai Golkar pada periode 1999-2004. Namun, setahun sebelum periode jabatannya berakhir, Dedi mengundurkan diri untuk maju dalam Pilkada Purwakarta tahun 2003 sebagai calon wakil bupati mendamping Lily Hambali. Keduanya terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Purwakarta untuk periode 2003-2008.
Pada 2004-2007, dia menjabat Ketua Partai Golkar Purwakarta. Pada Pilkada Purwakarta tahun 2008, Dedi mencalonkan diri menjadi bupati, berpasangan Dudung B Supardi, dan dan menang. Dia terpilih lagi sebagai bupati untuk periode kedua, 2013-2018.
Perjalanan karier politiknya moncer ketika dia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Partai Golkar Jawa Barat pada 2016. Dia menggantikan Yance atau Irianto Mahfud Sidik Syafiuddin yang ketika itu tersandung kasus korupsi.
Dedi Mulyadi maju sebagai calon gubernur Jawa Barat pada 2018, berpasangan dengan Deddy Mizwar, namun mereka gagal. Dedi maju sebagai caleg pada Pemilu 2019 dan terpilih kembali.
Pada 2023, Dedi Mulyadi mengakhiri hubungannya dengan Partai Golkar untuk bergabung dengan Partai Gerindra hingga kini. Dedi, yang kini berstatus sebagai Anggota DPR RI, kembali maju pada Pilkada Jawa Barat 2024 berpasangan dengan Erwan Setiawan, mantan bupati Sumedang sekaligus anak sulung manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar.
Erwan Setiawan semula adalah kader Partai Demokrat, namun dia memutuskan untuk keluar dari partai berlambang bintang mercy itu dan memulai karier sebagai politikus di bawah naungan Partai Golkar.
Dia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Bandung pada pada Pemilu Legislatif 2009 dan terpilih. Dia dilantik menjadi anggota DPRD Kota Bandung Periode 2009-2014 lantas ditahbiskan menjadi ketua DPRD Kota Bandung.
Menjelang masa akhir jabatannya sebagai anggota dewan, dia bertarung di Pilkada Kota Bandung 2013. Saat itu, dia berpasangan dengan Siswandi. Namun, takdir belum memihak. Pasangan Ridwan Kamil-Oded M Danial adalah pemenangnya.
Pada 2014-2019, Erwan kembali ke DPRD. Dia terpilih kembali sebagai Anggota DPRD Kota Bandung dan duduk di Komisi C, hingga setahun sebelum jabatannya beres, ada pinangan dari Sumedang.
Pada 2018, Dony Ahmad Munir, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menggandengnya untuk menjadi calon wakil bupati Sumedang dan menang. Pasangan ini memimpin pada periode 2018-2023. Covid-19 melanda, dan masa kepemimpinan itu terganggu fokusnya dengan pemulihan warga dari wabah tersebut.
Pada saat menjadi wakil bupati Sumedang, Erwan Setiawan berseberangan paham dengan Partai Demokrat, pemicunya adalah Musda Partai Demokrat Jawa Barat, sehingga dia memutuskan untuk keluar, jeda sesaat, kemudian berlabuh ke Partai Golkar.
Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie diusung oleh koalisi PKS, Partai Nasdem, dan PPP. Ahmad Syaikhu dan Ilham Akbar Habibie merupakan pasangan kedua yang mendaftarkan diri sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat setelah Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Ahmad Syaikhu adalah Presiden PKS periode 2020-2025. Dia merupakan politikus asal Cirebon, Jawa Barat, yang lahir pada 23 Januari 1965. Saat ini, dia juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Komisi V Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.
Pada Pemilu 2004, ia dicalonkan oleh PKS sebagai anggota di DPRD Kota Bekasi. Masuknya ke dunia politik berkonsekuensi ia harus mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil. Dia pun menduduki jabatan sebagai wakil ketua DPRD Kota Bekasi.
Lalu, pada Pemilu 2009, ia terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dan menjabat sekretaris Komisi C. Syaikhu juga tercatat pernah menjadi wakil wali kota Bekasi periode 2013-2018. Sedangkan pada Pemilu 2019, ia mendapat mandat sebagai Anggota DPR RI di Komisi V dari Fraksi PKS.
Sebelum menjadi Presiden PKS periode 2020-2025, Syaikhu adalah Ketua Wilda Banten, Jakarta, Jawa Barat (Banjabar) pada 2020. Dia juga pernah mengisi posisi sebagai Ketua PKS Jawa Barat (2015-2018) dan Ketua DPD PKS Kota Bekasi (2004-2009).
Ilham Akbar Habibie, anak dari presiden ke-3 RI B.J Habibie, lahir di Aachen, Jerman, pada 16 Mei 1963. Dia lahir dan besar di Jerman. Pada 1969, Ilham mulai belajar di Elementary School Windmuehlenweg, Jerman Barat sampai 1973. Setelah itu, dia meneruskan sekolah di High School Hochrad, Hamburg, Jerman Barat, pada 1973 sampai 1981.
Ilham kemudian menempuh pendidikan tinggi teknik penerbangan di Technical University of Munich pada 1981 sampai 1986. Setelah lulus, dia melanjutkan studinya di universitas yang sama sampai mendapatkan gelar doktor pada 1994 dengan hasil summa cum laude atau dengan pujian.
Pada 1999, Ilham mengikuti program International Executive Program, INSEAD, Fontainebleau, France, and Singapore dan mendapatkan gelar Master of Business Administration di Universitas Chicago.
Melansir dari laman Tatler Asia, pada 1994-1996 Ilham pernah bekerja di Boeing dan memimpin beberapa perusahaan. Namun setelah itu, dia bekerja sama dengan ayahnya, B.J. Habibie untuk ikut mendirikan Regio Aviasi Industri (RAI), di mana Ilham menjabat sebagai Chairman.
Anak pertama B.J. Habibie itu telah mendapatkan sejumlah penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya, di antaranya Satyalancana Wira Karya pada 1997, Adikarsa Pemuda pada 1997, dan AFEO Honorary Hellow (ASEAN Federation of Engineering Organisations). Kemudian pada 2021, Ilham tercatat dalam Asia Most Influential ID.
Acep Adang Ruhiyat dan Gitalis Dwi Natarina
Pasangan Acep Adang Ruhiyat dan Gitalis Dwi Natarina alias Gita KDI resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada hari terakhir pendaftaran, tiga jam menjelang penutupan, pada Kamis tengah malam, 29 Agustus. Keduanya diusung oleh PKB.
Acep Adang Ruhiat lahir di Tasikmalaya pada 1 Agustus 1958. Dia adalah adik mantan rais aam NU Ilyas Ruhiyat dan sekarang aktif dalam pengelolaan pondok pesantren sebagai Ketua Yayasan Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya.
Dia pernah menjadi anggota DPR RI selama dua periode, yakni periode 2014-2019 dan 2019-2024. Acep mewakili daerah pemilihan Jawa Barat XI (Kota/Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut).
Acep Adang merupakan kader PKB. Saat ini, Acep masih bertugas di Komisi VI DPR RI. Dia merupakan lulusan Universitas Siliwangi tahun 1988, kemudian melanjutkan S2 di pascasarjana di Universitas Garut dan menyelesaikan pendidikannya pada 2000.
Gitalis Dwi Natarina alias Gita KDI merupakan wanita kelahiran Garut, Jawa Barat, pada 10 Oktober 1985. Gita merupakan seorang seniman atau penyanyi dangdut dan lagu rohani Indonesia.
Namanya mulai dikenal setelah menjadi juara ajang kontes dangdut TPI (KDI) pada 2005. Nama Gita melambung sejak ia terpilih sebagai bintang utama dalam sinetron Rindu-Rindu Asmara, sebuah sinetron drama musikal.
Kariernya bukan hanya di dunia hiburan. Gita mencoba terjun ke dunia politik dan menjadi kader PKB. Pada 2011, Gita dilantik menjadi anggota DPR dari Fraksi PKB menggantikan Cecep Syafrudin yang meninggal dunia. Saat itu, Gita duduk di Komisi XI DPR yang membidangi sektor kesehatan ketenagakerjaan, dan pendidikan.
Pada Pemilu 2014, Gita kembali maju menjadi calon anggota DPR RI dari PKB mewakili Dapil X Jawa Barat. Namun, Gita gagal lolos ke parlemen. Gita juga tercatat menjadi staf ahli MPR sejak tahun 2019.
Jeje Wiradinata dan Ronald Surapradja
PDIP sempat menyampaikan kabar bahwa partai itu akan mengusung Anies Baswedan dan Ono Surono di Pilkada Jawa Barat. Kabarnya mengemuka dan menjadi perbincangan warganet pada hari terakhir pendaftaran. Keduanya dikabarkan akan mendaftar pada Kamis tengah malam beberapa jam menjelang pendaftaran ditutup.
Tetapi, pada akhirya PDIP urung mendaftarkan Anies dan Ono, melainkan mengajukan pasangan Jeje Wiradinata dan Ronald Surapradja. Ono Surono, yang juga Ketua PDIP Jawa Barat, datang langsung di kantor KPU Jawa Barat di Kota Bandung, tetapi Jeje maupun Ronald tidak hadir.
Nama Jeje Wiradinata dan Ronald Surapradja baru diketahui saat layar di aula KPU Jawa Barat menayangkan panggilan video streaming yang menampilkan kedua kandidat.
Jeje adalah Bupati Pangandaran selama dua periode, sementara Ronal Surapradja adalah kader PDIP yang baru bergabung. Ronal Surapradja merupakan artis, komedian, penyiar, sekaligus presenter.
Jawa Tengah
Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi
PDIP di provinsi basis utamanya, Jawa Tengah, mendaftarkan pasangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi sebagai bakal pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur. Mereka mendaftar pada hari pertama pendaftaran dibuka pada Selasa, 27 Agustus 2024.
Andika Perkasa adalah mantan panglima TNI dengan pangkat terakhir sebagai jenderal. Dia lahir pada 21 Desember 1964 di Bandung, Jawa Barat. Ia merupakan lulusan Akademi Militer alias Akmil pada 1987 saat berusia 23 tahun. Sejak saat itu, ia terus berkarier di dunia kemiliteran.
Pada akhir 2018, Andika Perkasa dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai KSAD dan diangkat menjadi panglima TNI pada 2021. Dalam berbagai kesempatan Jenderal Andika Perkasa tampak kerap didampingi oleh istrinya, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono, anak dari eks kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono.
Setelah setahun menjabat panglima TNI, Andika pensiun pada 21 Desember 2022, tepat pada usia 58 tahun. Setelah pensiun dari militer, Andika diusung PDIP untuk menjadi calon gubernur dalam Pilkada Jateng.
Hendrar Prihadi mengawali karier politiknya sebagai anggota DPRD Jawa Tengah periode 2009-2014. Karier politiknya terbilang mulus. Hendi, panggilan akrabnya, terpilih sebagai wakil wali Kota Semarang berpasangan dengan Soemarmo Hadi Saputro melalui hasil Pilkada Kota Semarang tahun 2010.
Pada 2013 Hendi diangkat menjadi pelaksana tugas wali kota Semarang menggantikan Soemarmo yang dinonaktifkan karena terlibat korupsi. Dia kemudian maju pada Pilkada Kota Semarang, berpasangan dengan Hevearita Gunaryanti Rahayu. Ia terpilih memenangkan Pilkada Kota Semarang dan dilantik sebagai wali kota untuk periode 2016-2021.
Pada 2022, Hendi kemudian diangkat menjadi Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Posisi ini menandai puncak kariernya di pemerintahan.
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen
Bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur berikutnya ialah Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen. Keduanya diusung oleh Partai Golkar, PKB, Partai Gerindra, PPP, PAN, Partai Nasdem, PSI, Partai Gelora, PKS, Partai Buruh, Demokrat, PBB, dan Partai Garuda.
Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen mendaftar ke kantor KPU Jawa Tengah di Semarang diantar oleh calon wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Ahmad Luthfi merupakan mantan kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Dia baru dimutasi ke Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan dan pangkatnya naik menjadi komisaris jenderal.
Sementara Taj Yasin adalah wakil gubernur Jawa Tengah periode sebelumnya berpasangan dengan Ganjar Pranowo. Pada Pemilu 2024, dia mencalonkan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Jawa Timur
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak adalah pasangan petahana. Pada Pilkada 2024, Khofifah dan Emil kembali berpasangan diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, NasDem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda, dan Partai Prima (tak lolos verifikasi).
Khofifah memulai karier politiknya saat dia berusia 27 tahun, menjadi anggota DPR RI dari PPP pada 1992 1997. Pada pemilu berikutnya, 1997, ia terpilih kembali menjadi anggota DPR. Pada periode ini, Khofifah hanya bertahan dua tahun, karena pada waktu itu, tahun 1998, terjadi peralihan rezim Orde Baru ke Era Reformasi.
Pemilu digelar kembali pada tahun 1999. Kali ini, Khofifah berpindah partai ke PKB, partai yang lahir di Era Reformasi bentukan Abdurrahman Wahid. Khofifah terpilih kembali sebagai anggota dewan, tetapi dia tidak lama bertugas di sana. Pada tahun 1999, dia diangkat menjadi menteri pemberdayaan perempuan oleh presiden Abdurrahman Wahid.
Nasib Khofifah menjadi menteri juga tidak bertahan lama, hanya dua tahun, seiring jatuhnya presiden Abdurrahman Wahid untuk periode 1999-2001. Presiden baru Megawati tidak memasukkan Khofifah sebagai menterinya dalam Kabinet Gotong Royong periode 2001-2004.
Berhenti jadi menteri tidak membuat dirinya kecil hati. Dia makin aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan. Dia aktif di organissi Muslimat NU, organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama (NU) dan menjabat sebagai ketua umum.
Kiprahnya di kemasyarakatan makin dirasakan masyarakat. Masyarakat Jawa Timur mendorong Khofifah untuk ikut colan pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur pada 2013. Khofifah ikut bertarung tapi belum berhasil.
Pada Pilpres 2014, Khofifah diminta menjadi salah satu juru bicara politik pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Jokowi menang, dan meminta Khofifah untuk menjadi menteri sosial pada Kabinet Kerja periode 2014-2019.
Pada tahun 2018, Khofifah mengikuti Pilkada Jawa Timur, berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak (Emil Dardak), saat itu menjabat bupati Trenggalek. Mereka berhasil memenangi Pilkada Jawa Timur 2018, mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.
Emil Elestianto Dardak menjabat wakil gubernur Jawa Timur sejak 13 Februari 2019. Ia juga menjabat Ketua Partai Demokrat Jawa Timur. Sebelumnya, ia bergabung dengan PDIP.
Emil pernah menjabat Bupati Trenggalek pada 2016 hingga 2019. Emil, yang berpasangan dengan wakil bupati, Mochamad Nur Arifin, memenangkan Pilkada Trenggalek. Ia dan Mochamad Nur Arifin menjadi pasangan termuda pada Pilkada Serentak 2015.
Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta
Tri Rismaharini alias Risma dan Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans, diusung oleh koalisi PDIP, Hanura, dan Partai Ummat, mendaftar ke KPU Jawa Timur pada Kamis malam, 29 Agustus.
Risma adalah Menteri Sosial pada Kabinet Indonesia Maju yang mulai menjabat sejak 23 Desember 2020. Sebelumnya ia menjabat sebagai wali kota Surabaya pada 2010-2015 dan 2016-2020. Risma adalah wanita pertama yang terpilih sebagai wali kota Surabaya sepanjang sejarah.
Risma dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Sosial pada 23 Desember 2020 dalam reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Ia menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19.
Zahrul Azhar Asumta atau lebih dikenal sebagai Gus Hans. Ia merupakan akademisi, tokoh agama, sekaligus kader Partai Golkar. Kabar majunya Risma dan Gus Hans di Pilkada Jatim 2024 dibenarkan oleh putra sulung Risma sekaligus calon legislatif (caleg) terpilih DPRD Jatim, Fuad Bernardi.
Terpilihnya Gus Hans sebagai wakil Risma di Pilkada Jatim 2024 menuai sorotan publik. Pasalnya, sosok Gus Hans pernah hampir dicalonkan sebagai wali kota Surabaya melalui Pilkada 2020. Sayangnya pencalonan Gus Hans pada Pilkada 2020 batal.
Gus Hans adalah keturunan dari Kiai Tamim Irsyad, seorang kiai ternama di Jawa Timur sekaligus pondok pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang, Jawa Timur.
Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim
KPU Jawa Timur menerima dokumen pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim pada hari terakhir pendaftaran, Kamis, 29 Agustus. Pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim diusung oleh PKB.
Luluk merupakan politikus kelahiran Jombang, Jawa Timur, pada 25 Juni 1971. Perempuan berusia 52 tahun itu lulusan S1 Pendidikan Agama IAIN Sunan Ampel dan S2 Ilmu Sosiologi FISIP Universitas Indonesia. Luluk juga lulusan S2 Publik Administrasi Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura.
Ia menjabat Ketua DPP PKB. Luluk merupakan anggota Komisi VI DPR RI periode 2019-2024 dari daerah pemilihan Jawa Tengah IV. Ia juga anggota Badan Legislasi DPR RI. Dia sempat menjabat sebagai Ketua Departemen Hubungan Antarlembaga PKB pada 2010-2014. Jabatannya kemudian naik menjadi wakil sekretaris jenderal PKB pada 2014-2019.
Selain aktif di PKB, Lukmanul juga aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Pria berusia 41 tahun ini sempat mengabdi sebagai wakil sekretaris jenderal Lembaga Pengembangan Pertanian NU pada 2009-2015. Selain itu, Lukman juga sempat menjabat Sekretaris Umum LPPNU dari 2015-2020, dan menjadi anggota DPR RI melalui PAW.